Analisa Pengendalian Kualitas Jarum suntik Hasil Pengecekan QC Incoming Dengan Metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis): Studi kasus pada PT JMS Batam
Abstract
Permasalahan kualitas telah mengarah pada taktik dan strategi perusahaan secara menyeluruh dalam rangka untuk memiliki daya saing dan bertahan terhadap persaingan global dengan produk perusahaan lain (Hatani, L, 2007). PT. Japan Medical Supply Batam (JMS) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur alat-alat kesehatan yang dibutuhkan rumah sakit. Salah satu produk yang paling ketat spesifikasi kualitasnya adalah jarum. Hal ini karena jarum suntik langsung berhubungan dengan kulit, maka kualitas ketajamannya harus sesuai dengan ketentuan yang sudah dicantumkan di Inspection Criteria. Dari bulan Oktober 2024 sampai Maret 2025 terdapat cacat material dengan jumlah persentase keseluruhan sebesar 2%. Berdasarkan analisa yang dilakukan terdapat 5 jenis cacat yang ditemukan, yaitu rusty, dented, foreign particle, scratch, dan flowmark. Dari kelima jenis cacat tersebut didapatkan bahwa cacat rusty adalah jenis cacat yang paling dominan (30%). Dengan menerapkan metode FMEA, faktor lingkungan dan manusia memiliki hasil perhitungan RPN tertinggi yaitu 80 dan 64. Oleh karena itu QA-Incoming menerapkan pencegahan di area penyimpanan dengan memberikan kotak penyimpanan tambahan dan pemesanan material secara terbatas, sedangkan dari sisi manusianya adalah dengan adanya pelatihan ulang terhadap SOP yang ada. Setelah tindakan tersebut dilaksanakan, QA incoming dapat menurunkan tingkat kecacatan yang awalnya sebesar 2% menjadi 0,54%.



